TUGAS 6
Investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset
yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih
tinggi.
Investasi juga dapat
dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan.
Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan
risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan
dimana pada saat kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat
berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan
untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berlatar belakang
hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari pendapatannya di masa
produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurangproduktif.
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain.
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Investasi dalam Perekonomian
Investasi yang
ditanamkan pada suatu Negara atau daerah, ditentukan oleh bebrapa faktor,
antara lain:
1. Pengaruh Nilai
Tukar
Secara teoritis dampak perubahan
tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak
pasti). Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi
investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal
dengan expenditure reducing effect. Penurunan tingkat kurs ini akan
menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat
harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik
masyarakat. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan
produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian
akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang
ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak
diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai
tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang
perdagangan tersebut.
2.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga mempunyai pengaruh
yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi,
pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal
(input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
3.
Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif
pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi
akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang
inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
4.
Pengaruh Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di
dunia, pemerintah mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya
di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik,
sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa
pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan
makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat
bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur
tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah
dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap
banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah
ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai
oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
5. Nilai
Waktu dan Uang
NILAI waktu uang atau time value
of money adalah konsep yang menjabarkan bahwa uang yang tersedia pada saat
ini lebih berharga dibandingkan uang dalam jumlah sama yang tersedia di masa
yang akan datang. Soalnya, ada faktor bunga yang bisa membuat uang yang telah
kita terima menjadi berbiak. Dus, semakin cepat uang itu kita terima, ia akan
semakin berharga.Karenanya, Anda harus hati-hati saat membandingkan nilai uang
yang Anda terima dalam waktu yang berbeda. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan
faktor waktu dan bunga.
6. Biaya
Investasi
Hal yangpaling menentukan adalah
tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi
makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang,
walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal
ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi
adalah masalah kelembagaan.
Faktor – Faktor Penentu Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
1. Faktor Produksi
faktor
produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan, dan mengubah
faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki
nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah
tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya
akan menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.
2.
Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base)
Suatu
Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti
mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang
lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri
ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman).
3.
Besarnya Pasar Dalam Negeri.
Dalam
hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara
jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang
besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang
(walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor
insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin
adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa
faktor-faktor penentu lainnya mendukung).
4.
Pola Distribusi Pendapatan
Faktor
ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat pendapatan
rata-rata per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri
selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan,
minuman, sepatu, dan pakaian jadi.
5.
Karakteristik Industrialisasi
Karakter
industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi
pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola
pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya
berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda
antarnegara.
6.
Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA)
Ada
kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada
Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat
mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative
terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin
SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan
Singapura.
7.
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Fakta
menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau
inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan
di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk
Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector
industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya,
sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor,
dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream
industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan
komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan
system produksi assembling.
Sedangkan
Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang,
Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam
menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.
Sedangkan
Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh
ketersediaan dan kualitas dari factor-faktor produksi seperti SDM, kapital,
teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi,
factor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan
pertumbuhan jangka pendek.
Dengan
kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik,
sama atau lebih buruk dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang
sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal
dan eksternal.
Faktor
eksternal didominasi oleh factor-faktor ekonomi, seperti perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor
Internal
a. Factor ekonomi, antara lain:
- Buruknya fundamental ekonomi nasional
- Cadangan devisa
- Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
- Sector perbankan dan riil
- Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi, antara lain:
- Kondisi politik, social dan keamanan
- PMA dan PMDN
- Pelarian modal ke luar negeri
- Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor
Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian
regional atau dunia
Terimakasih kepada Bapak / Ibu Blogger
yang secara tidak langsung telah membantu terselesaikannya tugas saya, semoga
bermanfaat bagi setiap yang membacanya.